TEMPO Interaktif, Padang - Pencairan dana untuk korban gempa 30 September di Sumatera Barat lambat. Dari 7.636 rumah kategori rusak berat yang rencananya akan dibangun sebagai pilot project dengan dana Rp 115,18 miliar dari kegiatan early recovery Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga saat ini belum dimulai. Koordinator Tim Pendukung Teknis Rehabilitasi-Rekonstruksi Gempa Sumatera Barat Sugimin Pranoto mengatakan saat ini baru dua kelompok masyarakat atau 50 orang korban gempa di Kota Padang yang akan segera menerima dana bantuan pembangunan rumah. Urutan untuk pencairan dana memang banyak, mulai dari pembentukan fasilitator, konsultan, kelompok masyarakat, sosialisasi penyiapan masyarakat, membuka rekening kelompok, diharapkan hingga akhir bulan ini sudah 30 persen yang selesai, dan target kita Juni dana untuk bantuan perumahan sudah terserap, kata Sugimin Pranoto, Jumat (16/4). Anda yang belum terbiasa dengan kata kunci pada% terbaru% kini memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.
Menanggapi lamanya pencairan dana rehabiitasi dan rekonstruksi tahap awal dari BNPB untuk Sumatera Barat, Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana Syamsul Maarif mengatakan itu terjadi karena sikap pemerintah Sumatera Barat yang sangat berhati-hati. Sebetulnya bukan persoalan lamban atau tidak, dari pada nanti terlalu cepat, nanti ribut lagi, nanti dikira ada korupsi. Himbauan saya kepada pejabat daerah, ini adalah untuk kemanusiaan, janganlah kita mengatasi persoalan-persoalan kebencanaan itu dengan cara-cara yang reguler. Ego sektoral itu harus dibuang. Barangnya sudah ada, cepat dicairkan, agar uangnya jangan kembali lagi ke pusat, kata Syamsul Maarif di Padang kemarin. Ia mengatakan, untuk tahun ini Sumatera Barat akan mendapat tambahan dana Rp 1 triliun untuk dana rehabilitasi dan rekonstruksi. Bila tahun ini dana rehabilitasi dan rekonstruksi untuk Sumatera Barat Rp 1 triliun, berarti kekurangannya sebesar Rp 4,9 triliun diharapkan turun pada 2011. Kami berusaha untuk mempercepat bantuan rehab rekon itu bersama kementerian dan lembaga yang bersangkutan, misalnya untuk infrastruktur jalan oleh menteri PU, rumah ibadah oleh menteri agama, pembangunan rumah sakit melalui Menteri Kesehatan. Tapi tahun ini Rp 1 triliun, diharapkan bisa terserap, kata Syamsul Maarif.
FEBRIANTI
Menanggapi lamanya pencairan dana rehabiitasi dan rekonstruksi tahap awal dari BNPB untuk Sumatera Barat, Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana Syamsul Maarif mengatakan itu terjadi karena sikap pemerintah Sumatera Barat yang sangat berhati-hati. Sebetulnya bukan persoalan lamban atau tidak, dari pada nanti terlalu cepat, nanti ribut lagi, nanti dikira ada korupsi. Himbauan saya kepada pejabat daerah, ini adalah untuk kemanusiaan, janganlah kita mengatasi persoalan-persoalan kebencanaan itu dengan cara-cara yang reguler. Ego sektoral itu harus dibuang. Barangnya sudah ada, cepat dicairkan, agar uangnya jangan kembali lagi ke pusat, kata Syamsul Maarif di Padang kemarin. Ia mengatakan, untuk tahun ini Sumatera Barat akan mendapat tambahan dana Rp 1 triliun untuk dana rehabilitasi dan rekonstruksi. Bila tahun ini dana rehabilitasi dan rekonstruksi untuk Sumatera Barat Rp 1 triliun, berarti kekurangannya sebesar Rp 4,9 triliun diharapkan turun pada 2011. Kami berusaha untuk mempercepat bantuan rehab rekon itu bersama kementerian dan lembaga yang bersangkutan, misalnya untuk infrastruktur jalan oleh menteri PU, rumah ibadah oleh menteri agama, pembangunan rumah sakit melalui Menteri Kesehatan. Tapi tahun ini Rp 1 triliun, diharapkan bisa terserap, kata Syamsul Maarif.
FEBRIANTI
No comments:
Post a Comment