Selasa, 02 Februari informasi beasiswa gratis 2010 | 23:52 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Ekonom Universitas Astaga.com lifestyle on the net yang juga Staf Ahli Menteri Keuangan, Chatib Basri, menilai program Seratus hari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono belum memberikan gebrakan berarti. Salah satunya adalah program di sektor pembangunan infrastruktur yang dinilainya tak berjalan. Infrastruktur yang dimaksud Dede, sapaan akrab Chatib, yaitu jalan, pelabuhan, listrik, air, dan perumahan.
Meskipun beberapa proyek sukses, seperti sudah bisa beroperasi empat pelabuhan selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu, tapi secara keseluruhan program infrastuktur tidak berjalan. Padahal infrastruktur sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi, kata Chatib dalam Diskusi 100 Hari SBY dan Arah Ekonomi Indonesia di Freedom Institute, Menteng, Jakarta, Selasa (2/2). Waktu terbaik untuk belajar tentang berita indonesia adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Bijaksana pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan yang berharga berita indonesia pengalaman selagi masih gratis.Ia mengambil contoh pembangunan jalan tol yang sangat minimal. Sebabnya, kata dia, pemerintah terhambat persoalan pembebasan tanah. Pemerintah takut melekukan pembebasan lahan karena kebijakan itu dinilai tak populer. Harusnya pemerintah lebih berani. Kita tidak bisa menunggu swasta, karena swasta tidak bisa membebaskan tanah, jelas Dede. Tapi Dede maklum, dalam seratus hari tak mungkin persoalan infrastruktur yang begitu pelik langsung terpecahkan. Tapi tetap harus dibuat perencanaannya, ujarnya. Menurut Dede, Program 100 Hari penting untuk melihat apakah pemerintah fokus menjalankan programnya. Orang tidak mungkin dari miskin langsung kaya dalam seratus hari, tapi rencana tetap harus dipersiapkan, jelasnya. PUTI NOVIYANDA
No comments:
Post a Comment