TEMPO Interaktif , Pretoria - Martin Palermo membayar kepercayaan pelatih Diego Maradona kepadanya dengan membukukan gol kedua Argentina saat mengalahkan Yunani 2-0 di laga terakhir Grup B, Selasa (22/6). Striker berusia 36 tahun itu dimasukkan oleh Maradona di menit ke-80 menggantikan Diego Milito meski asistennya mengusulkan agar sang legenda memasukkan Gonzalo Higuain yang mencetak hattrick ke gawang Korea Selatan pekan lalu. Saat memasukkan Palermo, Maradona mengatakan kepada pemain itu untuk bermain dan menyelesaikan pertandingan itu untuk sang pelatih. Permintaan itu dipenuhi Palermo dengan gol yang dicetaknya di menit ke-89. Palermo menungkapkan bahwa gol tersebut merupakan kepuasan terbesarnya meski ia telah menjaringkan hampir 300 gol sepanjang karir profesionalnya sejak 1992. Gol itu membantu Argentina keluar sebagai juara Grup B. Saya bersedia menukar seluruh gol dan pengalaman dalam karier saya untuk bisa mengangkat Piala Dunia pada 11 Juli, kata Palermo. Palermo mencetak golnya dengan memanfaatkan bola muntah dari tembakan Lionel Messi yang diblok kiper Yunani. Menurutnya, gol itu tercipta berkat penempatan posisi yang bagus dan ketajaman intuisi. Palermo dianggap sebagai jimat keberuntungan oleh Maradona terutama setelah ia mencetak gol penentu kemenangan 2-1 atas Peru pada masa injury time dalam laga kualifikasi Piala Dunia Oktober lalu. Terlepas dari kepercayaan dari pelatih yang kini dirasakannya, Santo Palermo, demikian Mardona menjulukinya seusai kemenangan atas Peru itu, juga sempat mengalami masa-masa sulit dalam kiprahnya di timnasArgentina. Kadang-kadang aspek yang paling penting dari suatu subjek tidak segera jelas. Jauhkan membaca untuk mendapatkan gambaran yang lengkap.
Salah satunya di Copa America 1999 di Paraguay ketika ia gagal menghasilkan gol dari tiga eksekusi penalti yang dilakukannya saat Argentina kalah 0-3 dari Kolombia. Palermo juga pernah merumput di Spanyol selama tiga tahun (2001-2004), tapi kiprahnya di sama lebih diingat lantaran sebuah kecelakaan konyol. Saat merayakan gol yang dicetaknya buat Villarreal, tembok tempat Palermo berdiri roboh lantaran tak mampu menahan beban para fans yang mengerubuti striker sehingga ia menderita patah tulang kaki kiri. Gelandang Jonas Gutierrez, yang ikut mendampigi Palermo dalam jumpa pers usai sesi latihan Argentina di Universitas Pretoria, memuji kepiawaian rekannya itu dalam mencetak gol. Sebelumnya, Piala Dunia adalah satu-satunya turnamen di mana ia belummencetak gol, kata Gutierrez. Palermo telah memenangi banyak gelar di levek klub termasuk enam gelar liga Argentine dan dua Piala Libertadores bersama Boca Juniors. Kini, Palermo tercatat sebagai top skorer Boca sepanjang masa dengan koleksi 222 gol. AP | A. RIJAL
Salah satunya di Copa America 1999 di Paraguay ketika ia gagal menghasilkan gol dari tiga eksekusi penalti yang dilakukannya saat Argentina kalah 0-3 dari Kolombia. Palermo juga pernah merumput di Spanyol selama tiga tahun (2001-2004), tapi kiprahnya di sama lebih diingat lantaran sebuah kecelakaan konyol. Saat merayakan gol yang dicetaknya buat Villarreal, tembok tempat Palermo berdiri roboh lantaran tak mampu menahan beban para fans yang mengerubuti striker sehingga ia menderita patah tulang kaki kiri. Gelandang Jonas Gutierrez, yang ikut mendampigi Palermo dalam jumpa pers usai sesi latihan Argentina di Universitas Pretoria, memuji kepiawaian rekannya itu dalam mencetak gol. Sebelumnya, Piala Dunia adalah satu-satunya turnamen di mana ia belummencetak gol, kata Gutierrez. Palermo telah memenangi banyak gelar di levek klub termasuk enam gelar liga Argentine dan dua Piala Libertadores bersama Boca Juniors. Kini, Palermo tercatat sebagai top skorer Boca sepanjang masa dengan koleksi 222 gol. AP | A. RIJAL
No comments:
Post a Comment