Jum'at, 27 November 2009 | 08:41 WIB
TEMPO Interaktif, BANDUNG - Gubernur Jawa Bara Ahmad Heryawan memberikan bangunan berupa padepokan untuk berlatih sekaligus tampil pada 13 kelompok seni di Jawa Barat. "Ini untuk tempat latihan sekaligus tempat tampil skala kecil," katanya usai penyerahan simbolis dana bantuan untuk membangun padepokan itu di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Pemberian bantuan itu dilakukan bersamaan peringatan tahun baru Sunda, 1 Kartika 1946, yang jatuh kemarin. Bantuan gubernur sebesar Rp 2,6 miliar, diberikan pada masing-masing padepokan sebesar Rp 200 juta, yang akan dibangunkan bangunan. Pembangunannya sendiri ditargetkan selesai Februari 2010 nanti. Heryawan mengatakan, bangunan itu selain bisa digunakan berlatih sehari-hari, juga bisa dimanfaatkan menjadi sarana untuk mempertunjukkan kesenian budayanya. Langkah ini, katanya, menjadi awalan untuk membuat fasilitas budaya yang lebih besar. Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Jawa Barat Herdiwan Iing Suranta mengatakan, 13 pelaku seni ini sengaja dipilih berdasarkan sejumlah kriteria. Yakni ketokohannya, tidak memiliki fasilitas, tapi punya kemampuan mendorong masyarakat sekitarnya memeliara budaya. "Gubernur malah ingin menambah 2 lagi di Depok dan Bekasi," katanya. Sepertinya informasi baru ditemukan tentang sesuatu setiap hari. Topik dan kata kunci% dari% tidak terkecuali. Jauhkan membaca lebih segar untuk mendapatkan berita tentang berita indonesia.Penerima bantuan itu adalah kelompok seni yang berasal dari tiga zona budaya yakni Sunda, Betawi, dan Cirebonan. Di antara penerima itu adalah pencipta jaipong Suwanda asal Kabupaten Karawang, pesinden senior Mimih Aminah asal Kabupaten Subang, termasuk sejumlah perguruan silat seperti Padepokan Maenpo Bojong Herang di Cianjur. Herdiwan mengatakan, para penerima bantuan itu tidak menerimanya dalam bentuk uang kontan. Tapi, katanya, akan diberikan dalam bentuk bangunan berukuran 12x12 meter yang akan dibangun di lahan milik seniman itu. Bahkan, katanya, ada kepala desa yang menyediakan lahan desanya untuk kepentingan itu mendengar rencana itu. Rancangan bangunan sendiri dibuatkan oleh Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Jawa Barat Pon Purajatnika. "Rancangannya akan mengikuti kearifan lokal setempat, dan memanfaatkan bahan-bahan yang ada," katanya. Dengan begitu, lanjutnya, masing-masing bangunan rancangannya akan berbeda. Seniman Jaipong Gugum Gumbira mengatakan, pemberian bantuan semacam ini sudah ditunggu para seniman. Dia mencontohkan pengalaman Suwanda yang kerap melatih muridnya yang kerap berasal dari mancanegara di lapangan terbuka. "Banyak padepokan yang tidak punya tempat latihan," katanya. AHMAD FIKRI
No comments:
Post a Comment