TEMPO Interaktif, BANGKOK - Mayor Jenderal Khattiya Sawasdipol, tentara disertir yang membela kelompok Kaus Merah, dalam keadaan kritis setelah kepalanya ditembak, Kamis (13/5). Jenderal yang dicap teroris oleh pemerintah Thailand ini dilarikan ke Rumah Sakit Narenthorn Emergency Medical Service. Tembakan misterius itu menciderai empat orang lainnya. Khattiya alias Seh Daeng (Panglima Merah) ini dituduh pemerintah Thailand terlibat dalam selusinan aksi serangan granat mesterius yang melukai lebih dari seratus orang selama aksi-aksi anti-pemerintah yang diprakarsai kelompok Kaus Merah digelar. Sejumlah wartawan setempat dan luar negeri mengatakan Khattiya ditembak saat sedang mereka wawancarai. Waktu terbaik untuk belajar tentang berita indonesia adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Bijaksana pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan yang berharga berita indonesia pengalaman selagi masih gratis.
"Dia ada di dalam barikade Kaus Merah, menghadap ke jalan, jembatan, dan beberapa gedung bertingkat di kawasan bisnis," ujar seorang wartawan koran New York Times. "Saat itu dia lagi menjawab pertanyaan kami soal kemungkinan penetrasi aparat militer ke kawasan perkemahan Kaus Merah." Tak lama setelah Khattiya ditembak terdengar sebuah ledakan keras diiringi suara raungan senapan otomatis di dekat distrik bisnis yang dikawal ketat tentara. Beberapa jam berselang, tentara di dekat sebuah taman mengeluarkan tembakan ke udara ketika para pemrotes mencoba menghalangi mereka menerobos barikade. | REUTERS | ANDREE PRIYANTO
"Dia ada di dalam barikade Kaus Merah, menghadap ke jalan, jembatan, dan beberapa gedung bertingkat di kawasan bisnis," ujar seorang wartawan koran New York Times. "Saat itu dia lagi menjawab pertanyaan kami soal kemungkinan penetrasi aparat militer ke kawasan perkemahan Kaus Merah." Tak lama setelah Khattiya ditembak terdengar sebuah ledakan keras diiringi suara raungan senapan otomatis di dekat distrik bisnis yang dikawal ketat tentara. Beberapa jam berselang, tentara di dekat sebuah taman mengeluarkan tembakan ke udara ketika para pemrotes mencoba menghalangi mereka menerobos barikade. | REUTERS | ANDREE PRIYANTO
No comments:
Post a Comment