TEMPO Interaktif, Toronto -Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan pasukan militer yang melakukan penghadangan kapal bantuan Mavi Marmara di perairan Gaza, telah membunuh sembilan orang relawan yang berada di dalam kapal tersebut. Netanyahu mengatakan hal itu usai pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Stephen Harper, hari ini (31/5). Menurutnya, pihaknya berencana melakukan pemeriksaa ke dalam kargo untuk memastikan tidak ada senjata di kapal tersebut. Kadang-kadang aspek yang paling penting dari suatu subjek tidak segera jelas. Jauhkan membaca untuk mendapatkan gambaran yang lengkap.
Sementara mengenai kontak senjata, yang menurut Netanyahu terpaksa terjadi, ialah akibat perlawanan para relawan yang berada di kapal tersebut. Ratusan relawan di dalam kapal tersebut, kata Netanyahu, melakukan penyerangan terlebih dahulu terhadap militer Israel yang masuk ke dalam kapal Mavi Marmara melalui helikopter. Mavi Marmara, menurut Netanyahu, merupakan kapal terakhir, dari enam kapal pembawa bantuan yang dikuasai pihak militer. Lima diantaranya berhasil dikuasai tanpa ada perlawanan. Namun di kapal Mavi Marmara, yang berisi 12 warga negara Indonesia itu, melakukan perlawanan. AP | ANGIOLA HARRY
Sementara mengenai kontak senjata, yang menurut Netanyahu terpaksa terjadi, ialah akibat perlawanan para relawan yang berada di kapal tersebut. Ratusan relawan di dalam kapal tersebut, kata Netanyahu, melakukan penyerangan terlebih dahulu terhadap militer Israel yang masuk ke dalam kapal Mavi Marmara melalui helikopter. Mavi Marmara, menurut Netanyahu, merupakan kapal terakhir, dari enam kapal pembawa bantuan yang dikuasai pihak militer. Lima diantaranya berhasil dikuasai tanpa ada perlawanan. Namun di kapal Mavi Marmara, yang berisi 12 warga negara Indonesia itu, melakukan perlawanan. AP | ANGIOLA HARRY
No comments:
Post a Comment