Kamis, 07 Januari informasi beasiswa gratis 2010 | 09:38 WIB
TEMPO Interaktif,London:Di pinggir lapangan mimik mukanya selalu serius menonton para pemain Chelsea beraksi. Carlo Ancelotti yang terkenal disiplin itu tak selamanya berpatokan pada etos yang dibawanya semasa memimpin AC Milan (2001-2009).
Chelsea selalu kalah bersaing dengan Manchester United dalam merebut gelar Liga Primer Inggris sejak 2006. Sempat digoda untuk mematenkan status Guus Hiddink di Stamford Bridge, pilihan bos tim Roman Abramovich akhirnya jatuh kepada Carletto. Ray Wilkins, asisten pelatih Chelsea punya komentar sendiri terhadap kepemimpinan Carletto. Di atas sikapnya yang terlihat dingin, pria Italia itu ternyata menyimpan rasa humor yang tinggi. Ini yang menurutnya menjadi resep suksesnya menjadikan Chelsea bisa memimpin klasemen Liga Inggris, yang kini meninggalkan Setan Merah dua poin (45-43) di puncak klasemen. Wilkins mengaku kunci sukses Carletto dalam menangani Chelsea adalah kemampuannya beradaptasi. Hubungannya dengan para pemain serta pelbagai staf di klub tidak melulu didasarkan pada prinsip profesional. Di sela-sela pembicaraan kadang pria 50 tahun itu menyelipkan humor segar kepada lawan bicaranya. Cara Carletto memperlakukan para pemain berdasarkan pendekatan pribadi membuatnya disegani. Ia memang jago kala berbicara tentang strategi permainan, puji Wlkins. Wilkins kerap menyaksikkan kala Carletti bersenda gurau dengan para pemain. Ini yang membuatnya kagum dengan pendekatan mantan pelatih AS Roma itu. Carletto adalah orang yang sangat lucu. Ia selalu melontarkan lelucon segar. Agak sulit memang mengalibahasakannya. Saya berbicara dengan bahasa Italia dengannya ketika ia sulit berbicara dengan bahasa Inggris, akunya. Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan seluruh berita indonesia cerita dari sumber-sumber informasi.Ia selalu melemparkan goyonan kepada pemain. Ia adalah orang sepak bola dan menikmati klub yang dilatihnya. Ketika momennya sedang bagus seperti ini, kami butuh lebih banyak lelucon lagi darinya. Hubungan antara Carletto dan para pemain bersifat timbal balik. Menurut Wilkins, kadang beberapa pemain membelikan pelatihnya sepasang gelas. Pemain menganggap selain jago dalam menurunkan strategi bermain, pria yang termasuk satu dari enam pemain yang sukses mengoleksi gelar Eropa sebagai pemain maupun pelatih itu juga dianggap mahir dalam memimpin permainan sebagai wasit. Namun kelakar ditinggal jauh-jauh Carletto ketika Chelsea ingin bertanding. Di kamar ganti semuanya soal pertandingan. Tidak ada kelakar dalam hal ini, kata Wilkins. Carletto akan membawa Chelsea bertemu Inter Milan pada perempatfinal Liga Champions, 24 Februari mendatang. Wilkins optimistis pelatih Italia itu akan memberikan sesuatu yang spesial bagi tim pada akhir musim. Kemampuan dirinya di antara para pemain sementara pada waktu yang sama kecakapannya dalam bergurau adalah kunci sukses Carletto. Saya sangat terkesan dengan pendekatan pelatih di tim sejauh ini, puji Wilkins. DAILY MAIL | BAGUS WIJANARKO
No comments:
Post a Comment