Kairo, (tvOne). Hosni Mubarak dan keluarganya dikabarkan telah meninggalkan Kairo Mesir pada Jumat, (11/2) dan saat ini mereka berada di Sharm el-Sheikh, seperti dirilis AFP. "Mubarak meninggalkan Kairo bersama seluruh keluarganya," kata sumber itu. "Ia berada di Sharm el-Sheikh," kata juru bicara Partai Demokratis Nasional Mohammed Abdellah. Mubarak meninggalkan ibukota Mesir itu pada hari ke-18 protes besar-besaran yang menuntut pengunduran dirinya segera. Ratusan ribu pemrotes menolak konsesi yang diumumkan Mubarak dan berjanji melanjutkan demonstrasi sampai tuntutan mereka dipenuhi. Once you begin to move beyond basic background information, you begin to realize that there's more to mobil keluarga ideal terbaik indonesia than you may have first thought.
Kepergiannya ke Sharm el-Sheikh, sebuah kota pesisir Laut Merah dimana dia memiliki sebuah tempat tinggal, tampaknya tidak akan berpengaruh banyak pada pemrotes. "Ia harus meninggalkan negara, tuntutan kami jelas," kata Magdy Sabry, satu dari ribuan pemrotes yang memblokade kantor televisi pemerintah di Kairo pusat. "Kami ingin seluruh Partai Demokratis Nasional (yang berkuasa) dibubarkan dan keluar karena mereka menghancurkan negara," tambahnya. Di luar istana Mubarak di Heliopolis, daerah pinggiran Kairo, Mohammed Hamdan (40) mengatakan bahwa penguasa itu tidak menangkap inti masalah. "Orang tidak peduli ia berada di istana atau tidak. Kami ingin ia meninggalkan kepresidenan," kata Hamdan, yang bekerja di sebuah perusahaan minyak. Kamis, dalam pidato yang tidak memenuhi tuntutan pemrotes agar ia mengundurkan diri segera, Mubarak (82) menyatakan menyerahkan wewenangnya kepada Wakil Presiden Omar Suleiman, mantan kepala intelijen yang dipercaya oleh Washington.
Kepergiannya ke Sharm el-Sheikh, sebuah kota pesisir Laut Merah dimana dia memiliki sebuah tempat tinggal, tampaknya tidak akan berpengaruh banyak pada pemrotes. "Ia harus meninggalkan negara, tuntutan kami jelas," kata Magdy Sabry, satu dari ribuan pemrotes yang memblokade kantor televisi pemerintah di Kairo pusat. "Kami ingin seluruh Partai Demokratis Nasional (yang berkuasa) dibubarkan dan keluar karena mereka menghancurkan negara," tambahnya. Di luar istana Mubarak di Heliopolis, daerah pinggiran Kairo, Mohammed Hamdan (40) mengatakan bahwa penguasa itu tidak menangkap inti masalah. "Orang tidak peduli ia berada di istana atau tidak. Kami ingin ia meninggalkan kepresidenan," kata Hamdan, yang bekerja di sebuah perusahaan minyak. Kamis, dalam pidato yang tidak memenuhi tuntutan pemrotes agar ia mengundurkan diri segera, Mubarak (82) menyatakan menyerahkan wewenangnya kepada Wakil Presiden Omar Suleiman, mantan kepala intelijen yang dipercaya oleh Washington.
No comments:
Post a Comment