Cinangka, Serang, (tvOne) Ketinggian asap Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda kembali mendekati 1. 000 meter, sementara jumlah kegempaannya pada Sabtu (11/12) mencapai 691 kali. "Dari pantauan di Pasauran, Cinangka, ketinggian asap Gunung Anak Krakatau (GAK) mencapai 850 meter, lebih tinggi dari hari-hari sebelumnya," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Minggu (12/12). You may not consider everything you just read to be crucial information about mobil keluarga ideal terbaik indonesia. But don't be surprised if you find yourself recalling and using this very information in the next few days.
Dia menjelaskan, faktor yang mempengaruhi ketinggian asap, di antaranya jumlah kegempaaan. "Yah di antaranya jumlah kegempaan, dan hembusan yang dikeluarkan dari perut gunung tersebut," katanya menjelaskan. Secara rinci katanya, dari jumlah total kegempaan sebanyak 691 kali, untuk vulkanik dalam (VA) 17 kali, vulkanik dangkal (VB) 187 kali, letusan 61 kali, tremor letusan 31 kali, tremor harmonik tujuh kali, dan hembusan 388 kali. "Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan level II atau waspada," katanya menjelaskan. PVMBG juga masih melarang siapapun untuk mendekat pada radius dua kilometer karena material yang dikeluarkan masih berbahaya. "Material seperti batu dan kerikil yang dikeluarkan oleh gunung tersebut bisa melepuhkan kulit, dan menebus tubuh, karenanya pada radius itu kami melarang warga, turis dan nelayan mendekat," ujarnya. (Ant)
Dia menjelaskan, faktor yang mempengaruhi ketinggian asap, di antaranya jumlah kegempaaan. "Yah di antaranya jumlah kegempaan, dan hembusan yang dikeluarkan dari perut gunung tersebut," katanya menjelaskan. Secara rinci katanya, dari jumlah total kegempaan sebanyak 691 kali, untuk vulkanik dalam (VA) 17 kali, vulkanik dangkal (VB) 187 kali, letusan 61 kali, tremor letusan 31 kali, tremor harmonik tujuh kali, dan hembusan 388 kali. "Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan level II atau waspada," katanya menjelaskan. PVMBG juga masih melarang siapapun untuk mendekat pada radius dua kilometer karena material yang dikeluarkan masih berbahaya. "Material seperti batu dan kerikil yang dikeluarkan oleh gunung tersebut bisa melepuhkan kulit, dan menebus tubuh, karenanya pada radius itu kami melarang warga, turis dan nelayan mendekat," ujarnya. (Ant)
No comments:
Post a Comment