Jakarta, (tvOne) Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan membantah adanya penembakan terhadap pelaku yang diduga teroris Abu Tholut saat dilakukan penangkapan pada hari Jumat (10/12) pagi. "Tidak ada penembakan, karena memang tidak ada perlawanan saat dilakukan penangkapan," kata Iskandar melalui pesan singkatnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu dinihari. Sementara itu, Koordinator Tim Pembela Muslim (TPM), Achmad Michdan mengatakan bahwa ia mendengar kabar kalau Abu Tholut ditembak di kaki, tapi belum jelas kaki kanan atau kaki kiri. "Saya mendengar kabarnya dia (Abu Tholut, red) ditembak di kaki, tapi belum jelas kaki kanan atau kaki kiri, tapi keluar dari rumah dia dipapah," katanya. Saat terjadi penembakan istri Abu Tholut tidak melihat, karena pada saat kejadian istrinya berada di pintu depan rumah, sementara penangkapan dilakukan lewat pintu belakang, kata Michdan. "Dari keterangan istri Abu Tholut, Abu Tholut ditangkap saat di kamar mandi. Ia datang pada Kamis malam sekitar pukul 18.00 WIB dan esok paginya ditangkap," katanya. Menurut Michdan, Abu Tholut terakhir meninggalkan rumah kediamannya pada bulan April lalu dan baru kembali Kamis (9/12) malam. Abu Tholut ditangkap pada Jumat (10/12) pukul 08.30 WIB di Desa Bae Pondok RT 4 RW 3 Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Truthfully, the only difference between you and mobil keluarga ideal terbaik indonesia experts is time. If you'll invest a little more time in reading, you'll be that much nearer to expert status when it comes to mobil keluarga ideal terbaik indonesia.
Dari hasil penangkapan dan penggeledahan, disita satu pucuk senjata api jenis FN CAL sembilan mm buatan Belgia. Selain itu, ada magazen dan 22 butir peluru Cal sembilan mm. Tidak ada perlawanan Sebelumnya diberitakan bahwa menurut Ketua RT setempat, Suwarto (48), penangkapan terhadap salah seorang warganya diperkirakan sekitar pukul 08.00 WIB. "Dalam proses penangkapannya tidak ada perlawanan sama sekali," ujarnya. Suwarto mengatakan, panggilan sehari-hari Abu Tholut adalah Imron yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. "Dia tinggal bersama seorang istri dan tujuh anaknya," ujarnya. Hanya saja, kata dia, jumlah anaknya yang tinggal saat ini tidak diketahui persis. Selama bergaul dengan masyarakat, katanya, Abu Tholut bersama keluarganya cukup baik dengan masyarakat dan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. "Setiap diundang pertemuan warga juga datang. Tetapi, tidak mengetahui pekerjaan sehari-harinya," ujarnya. Meskipun tinggal di Dukuh Bae Pondok, Desa Bae RT 4 selama tiga tahun, katanya, pihaknya tidak mengetahui bahwa dia termasuk salah satu anggota teroris yang diburu kepolisian. "Saya sempat mengikuti pemberitaan di salah satu stasiun televisi tentang Abu Tholut, tetapi wajah yang ditampilkan berbeda dengan yang aslinya," ujarnya. Aslinya, kata dia, memiliki jambang pendek dan wajahnya agak tua. Komunikasi terakhir, katanya, sekitar satu tahun yang lalu, ketika hendak membuat KTP. Terkait jumlah keluarga yang ada di RT 4, katanya, sebanyak 100 keluarga yang terdaftar, sedangkan yang belum terdaftar dua keluarga, termasuk keluarga Abu Tholut yang dikenal dengan nama Imron.
Dari hasil penangkapan dan penggeledahan, disita satu pucuk senjata api jenis FN CAL sembilan mm buatan Belgia. Selain itu, ada magazen dan 22 butir peluru Cal sembilan mm. Tidak ada perlawanan Sebelumnya diberitakan bahwa menurut Ketua RT setempat, Suwarto (48), penangkapan terhadap salah seorang warganya diperkirakan sekitar pukul 08.00 WIB. "Dalam proses penangkapannya tidak ada perlawanan sama sekali," ujarnya. Suwarto mengatakan, panggilan sehari-hari Abu Tholut adalah Imron yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. "Dia tinggal bersama seorang istri dan tujuh anaknya," ujarnya. Hanya saja, kata dia, jumlah anaknya yang tinggal saat ini tidak diketahui persis. Selama bergaul dengan masyarakat, katanya, Abu Tholut bersama keluarganya cukup baik dengan masyarakat dan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. "Setiap diundang pertemuan warga juga datang. Tetapi, tidak mengetahui pekerjaan sehari-harinya," ujarnya. Meskipun tinggal di Dukuh Bae Pondok, Desa Bae RT 4 selama tiga tahun, katanya, pihaknya tidak mengetahui bahwa dia termasuk salah satu anggota teroris yang diburu kepolisian. "Saya sempat mengikuti pemberitaan di salah satu stasiun televisi tentang Abu Tholut, tetapi wajah yang ditampilkan berbeda dengan yang aslinya," ujarnya. Aslinya, kata dia, memiliki jambang pendek dan wajahnya agak tua. Komunikasi terakhir, katanya, sekitar satu tahun yang lalu, ketika hendak membuat KTP. Terkait jumlah keluarga yang ada di RT 4, katanya, sebanyak 100 keluarga yang terdaftar, sedangkan yang belum terdaftar dua keluarga, termasuk keluarga Abu Tholut yang dikenal dengan nama Imron.
No comments:
Post a Comment